Hidup harus dijalani dengan Ikhlas.
Kaya... kujalani.
Miskin... juga kujalani.
Senang... kujalani.
Susah... juga kujalani.
Jadi, kenapa tidak menjalaninya dengan senyuman?
Glitter Graphics

Minggu, 31 Januari 2010

Jangan “Rusak” Akhwat donk!


Dalam dunia dakwah, terkadang komunikasi ikhwan dan akhwat tidak bisa terhindarkan, apalagi bila mereka mendapat posisi dalam kepanitian yang memang harus banyak menyita waktu dan tenaga, terutama seksi acara dan perlengkapan. Bagi-bagi amanah sudah pasti terjadi. Bagaimana mereka berkoordinasi? Yah, selain syuro’ dengan hijab yang setinggi langit maka ada syuro’ dibalik hijab, apa itu? SMS = Syuro’ Melalui SMS (halah maksa gue).

Bukannya ingin bersu’udzhon, tapi ini real kenyataan terjadi pada ikhwan dan akhwat berawal dari SMS koordinasi kinerja, akhirnya berbuntut pada SMS koordinasi kinerja hati (halah, emang kok!) dibumbui tausyiah dan hadits2 menyentuh. Percaya tidak percaya aku nggak suka ada ikhwan suka ngirimin tausyiah ke akhwat (tapi terkadang ada akhwat yang minta,,, hihi,, kenapa nggak mintak lamar aja ya?), apapun tujuannya. Kenapa tausyiah atau hadits yang kita kirim hanya kepada lawan jenis? Apakah sudah habis ikhwan di muka bumi ini? Padahal ada begitu banyak ikhwan-ikhwan yang sebenernya membutuhkan tausyiah kita – termasuk yang nulis –.

Apa yang hendak engkau lakukan wahai ikhwan, ketika akhwat yang beruntun engkau kirimkan tausyiah itu menjadi “terganngu” hatinya (baca: jatuh cinta)? Engkau lari, engkau balik belakang dengan dalih menanti restu dari MR. Sementara akhwat selalu berada di dua persimpangan. Menanti cinta Ikhwan yang genit dengan menebar tausyiah (SMS) dan jodoh dari MR yang entah kapan tibanya. Emang jodoh ditangan MR??? Bilapun engkau telah jatuh cinta padanya sampaikan pada orang tuanya, jangan jadi ikhwan banci!!! Loh kok jadi marah aku ini (Aku sebel, aku kasian sama si Akhwat en Suaminya kelak)?? Inilah cerita itu berawal...

Aku Abdul Malik, ketika itu sedang bersama seorang ikhwan, terhitung dia seniorku di tarbiyah ini, karena dia sudah sarjana – usia sama – . Suatu sore kami bersilturahmi ke rumah salah satu ikhwan yang telah menikah. Lama kami berbicara – mereka satu suku – satu sama lain. Walau terkadang aku tidak nyambung apa yang mereka bicarakan. Pada saat itu keluarlah seorang akhwat dengan anggunnya membawa minuman untuk kami. Aku sedikit tertegun, Subhanallah indah sekali ciptaan Allah ini. Secepat kemudian aku beristighfar.

Menikmati teh hangat buatannya ditemani oleh beberapa roti batal isi coklat, makin serulah mereka berbicara pengalaman mereka di kampus semasa kuliah. Setelah beberapa lama kamipun pulang, dengan dibonceng motornya aku ikut kemanapun sang ikhwan ini akan membawaku.

“Akh, antum liat ndak akhwat yang ngasih air minum kita tadi?” ujarnya
“Dak terlalu dalam nian lah, gek ado syetan dak sadar!” jawabku sekenanya
“Antum tau ndak, akhwat tu dulu suko samo ana, ana SMS dikit pasti dibalasnyo.” Ujarnya yang membuat aku sedikit terbengong. Ni orang dah lama ngaji kok ngaco’ gini ngomongnya.

“Astaghfirullah, sudahlah akh, mereka tuh sudah nikah, dak patutlah antum bicarakan ini pada ana.” Ujarku sedikit agak menekan, karena lagi-lagi aku harus dikecewakan oleh orang-orang (senior) yang katanya lama di tarbiyah ini.

Entahlah, aku tidak bisa menghakimi saudaraku diatas, tapi yang jelas aku sedih, karena aku memposisikan diriku sebagai suami sang akhwat. Bila melihat realita yang ada terkadang akhwat tanpa canggung ketika ber-SMS ria dengan ikhwan ber-haha—hehe—hihi. Sehingga ikhwan yang berpenyakit menangkap lain, dan mulailah saat itu sang akhwat dijadikan “mainan” hati oleh sang ikhwan.

Adanya Asap karena adanya api, pepatah ini tidak bisa dielakkan, akhwat mungkin bisa menyalahkan ikhwan yang memulai, tapi bila akhwat bisa menjaga iffah¬-nya tentu saja mereka (akhwat) akan selamat. Romantisme ikhwan dan akhwat lebih dahsyat dari cowok dan cewek pada umumnya, karena ikhwan tidak bicara pacaran tetapi pernikahan (sang akhwat jadi korban, digantung-gantung! Hati2 ukh!!!). Sang ikhwan tanpa rasa bersalah selalu menyinggung pernikahan ketika akhwat sudah mulai melayani permainan ini. Aku yakin mereka sadar, tetapi bila angin cinta mulai berhembus akal sehatpun akan hilang (pengalaman aku pernah jatuh cinta, Allah Save me). Ikhwan kasihanilah akhwat, cukup sudah mereka terkekang oleh MR mereka (menanti mendapat suami sempurna), jangan engkau kekang mereka dengan ketidak pastian, jangan engkau tinggalkan ia di dua persimpangan yang menyulitkan. Kasihanilah saudari kita, biarkan mereka menjaga iffah mereka.

Aku bukan orang suci, tetapi aku ingin melihat orang-orang yang disekelilingku menjadi makhluk yang selalu menjaga kesuciannya agar aku ikut ter-sibghoh oleh perilaku mereka. Aku bersyukur selama ini dimata saudari2ku aku cenderung “kasar” pada akhwat. Biarlah karena penilaian manusia bukanlah tujuan akhirku, aku punya cara agar kasus-kasus diatas tidak menimpaku.

Akhwat, jangan ikutan genit, kasihan suamimu kelak, bisa-bisa ternyata engkau ikut dalam permainan srigala berbulu domba. Balaslah SMS tausyiah ikhwan dengan kalimat “Kenapa harus kepada ana, ada banyak ikhwan yang membutuhkan tausyiah ini” aku yakin ikhwan ini langusng keringat dingin. Ikhwan jangan jadi banci!! Jangan mengkambinghitamkan sistem jama’ah untuk mempermainkan akhwat. Perilakumu bisa menyakiti Pangeran dia yang sebenarnya. Bila antum suka, datang dan ungkapkan depan ortunya!!! Jangan Rusak mereka!!!

Ana uhibbukum fillah wa lillah

Semoga Allah menjaga kita semua,, Aamiin

Renungan: Apakah Istri atau Suami kita kelak tidak akan cemburu jika kita melakukan hal itu? Apakah Allah tidak akan cemburu melihat hal itu? Apa yang kita cintai apakah itu terjadi karena Allah sampai hal-hal diatas terjadi? Kalau hal diatas terjadi adalah ikhwan itu hanya ingin memiliki bukan mencintai. Mencintai adalah kita menghargai dia dengan cinta kita. Allah sudah mentakdirkan, Rasulullah SAW sudah memerintahkan, tidak ada yang hina bila cinta kita ungkapkan dengan cara yang syar’i.

Duhai bidadariku, izinkan cintaku mendarat dihatimu. Allah ridhoi cinta itu ketika dia mulai mengetukan hatiku. Aamiin
Satu hal sebagai bahan renungan Kita...
Tuk merenungkan indahnya malam pertama
Tapi bukan malam penuh kenikmatan duniawi semata
Bukan malam pertama masuk ke peraduan Adam Dan Hawa

Justru malam pertama perkawinan kita dengan Sang Maut
Sebuah malam yang meninggalkan isak tangis sanak
saudara
Hari itu...mempelai sangat dimanjakan
Mandipun...harus dimandikan
Seluruh badan Kita terbuka....
Tak Ada sehelai benangpun menutupinya. .
Tak Ada sedikitpun rasa malu...
Seluruh badan digosok Dan dibersihkan
Kotoran dari lubang hidung dan anus dikeluarkan
Bahkan lubang - lubang itupun ditutupi kapas putih...
Itulah sosok Kita....
Itulah jasad Kita waktu itu

Setelah dimandikan.. .,
Kitapun kan dipakaikan gaun cantik berwarna putih
Kain itu ....jarang orang memakainya..
Karena bermerk sangat terkenal bernama Kafan
Wewangian ditaburkan ke baju Kita...
Bagian kepala..,badan. .., Dan kaki diikatkan
Tataplah.... tataplah. ..itulah wajah Kita
Keranda pelaminan... langsung disiapkan
Pengantin bersanding sendirian...

Mempelai di arak keliling kampung bertandukan tetangga
Menuju istana keabadian sebagai simbol asal usul
Kita diiringi langkah gontai seluruh keluarga
Serta rasa haru para handai taulan
Gamelan syahdu bersyairkan adzan dan kalimah Dzikir
Akad nikahnya bacaan talkin...
Berwalikan liang lahat..
Saksi - saksinya nisan-nisan. .yang tlah tiba duluan
Siraman air mawar..pengantar akhir kerinduan

Dan akhirnya.... . Tiba masa pengantin..
Menunggu Dan ditinggal sendirian...
Tuk mempertanggungjawab kan seluruh langkah kehidupan
Malam pertama bersama KEKASIH..
Ditemani rayap - rayap Dan cacing tanah
Di kamar bertilamkan tanah..
Dan ketika 7 langkah tlah pergi....
Kitapun kan ditanyai oleh sang Malaikat...
Kita tak tahu apakah akan memperoleh Nikmat Kubur...
Ataukah Kita kan memperoleh Siksa Kubur.....
Kita tak tahu...Dan tak seorangpun yang tahu....
Tapi anehnya Kita tak pernah galau ketakutan... ..
Padahal nikmat atau siksa yang kan kita terima
Kita sungkan sekali meneteskan air mata...
Seolah barang berharga yang sangat mahal...

Dan Dia Kekasih itu.. Menetapkanmu ke syurga..
Atau melemparkan dirimu ke neraka..
Tentunya Kita berharap menjadi ahli syurga...
Tapi....tapi .....sudah pantaskah sikap kita selama
ini...
Untuk disebut sebagai ahli syurga

Baca jika anda ada waktu untuk ALLAH.
Bacalah hingga habis.
Saya hampir membuang email ini namun saya telah diberi
anugerah untuk membaca terus hingga ke akhir.

ALLAH, bila saya membaca tulisan ini, saya pikir saya
tidak ada waktu untuk ini....
Lebih lebih lagi diwaktu kerja. Kemudian saya tersadar
bahwa pemikiran semacam inilah yang ....
Sebenarnya, menimbulkan pelbagai masalah di dunia
ini.

Kita coba menyimpan ALLAH didalam MASJID pada hari
Jum'at......
Mungkin malam JUM'AT?
Dan sewaktu solat MAGRIB SAJA?
Kita suka ALLAH pada masa kita sakit....
Dan sudah pasti waktu ada kematian...

Walau bagaimanapun kita tidak ada waktu atau ruang
untuk ALLAH waktu bekerja atau bermain?
Karena...
Kita merasakan diwaktu itu kita mampu dan sewajarnya
mengurus sendiri tanpa bergantung padaNYA.
Semoga ALLAH mengampuni aku karena menyangka... ...
Bahwa nun di sana masih ada tempat dan waktu dimana
ALLAH bukan lah yang paling utama dalam hidup ku (nauzubillah)

Kita sepatutnya senantiasa mengenang akan segala yang
telah DIA berikan kepada kita.
DIA telah memberikan segala-galanya kepada kita
sebelum kita meminta.

ALLAH
Dia adalah sumber kewujudanku dan Penyelamatku
IA lah yang mengerakkan ku setiap detik dan hari.
TanpaNYA aku adalah AMPAS yang tak berguna.

Susah vs. Senang
Kenapa susah sekali menyampaikan kebenaran?

Kenapa mengantuk dalam MASJID tetapi ketika selesai
ceramah kita segar kembali?
Kenapa mudah sekali membuang e-mail agama tetapi kita
bangga mem "forward" kan email yang tak senonoh?
Hadiah yang paling istimewa yang pernah kita terima.
Solat adalah yang terbaik.... Tidak perlu bayaran ,
tetapi ganjaran lumayan.
Notes: Tidak kah lucu betapa mudahnya bagi manusia
TIDAK Beriman PADA ALLAH
setelah itu heran kenapakah dunia ini menjadi neraka
bagi mereka.

Tidakkah lucu bila seseorang berkata "AKU BERIMAN PADA
ALLAH" TETAPI SENTIASA MENGIKUT SYAITAN. (who, by the way, also
"believes" in ALLAH ).

Tidakkah lucu bagaimana anda mampu mengirim ribuan
email lawak yang akhirnya tersebar bagai api yang tidak terkendali.,
tetapi bila anda mengirim email mengenai ISLAM, sering orang berpikir 10
kali untuk berkongsi?

Tidakkah mengherankan bagaimana bila anda mulai
mengirim pesan ini anda tidak akan mengirim kepada semua rekan anda
karena memikirkan apa tanggapan mereka terhadap anda atau anda tak pasti
apakah mereka suka atau tidak?.

Tidakkah mengherankan bagaimana anda merasa risau
akan tanggapan orang kepada saya lebih dari tanggapan ALLAH terhadakan tanggapan orang kepada saya lebih dari tanggapan ALLAH terhadap
anda.